Kertas hisap atau kertas tisu?

December 12, 2016 in general microbiology, snippets

hisap vs tisu

Mengeringkan spesimen adalah salah satu langkah yang harus dilakukan setelah pewarnaan dan sebelum pemeriksaan dengan mikroskop. Kedua jenis ‘kertas’ diatas menjadi sangat berguna setelah kita melakukan pewarnaan dan berniat untuk mengeringkan object glass dengan spesimen yang telah terwarna. Pertanyaannya adalah, apa yang harus digunakan dan bagaimana cara mengeringkannya?

Sesungguhnya, baik kertas hisap maupun kertas tisu sama-sama bisa digunakan. Hal yang penting dari proses pengeringan adalah cara kita menggunakan kedua kertas tersebut.

Pada tahap ini, spesimen tentunya sudah difiksasi dan dapat diasumsikan telah menempel dengan baik pada object glass. Meskipun demikian, kita masih perlu menyadari bahwa spesimen masih dapat dengan mudah tergores dan lepas dari object glass (walaupun organismenya sudah tidak lagi berbahaya karena proses fiksasi).

Prosedur pengeringan dengan menggunakan kertas hisap maupun kertas tisu intinya adalah menghilangkan kelebihan air atau pewarna tanpa menggores spesimen. Caranya adalah dengan menyelimuti object glass dan menepuk-nepuk bagian yang basah. Hindari menggunakan gerakan apapun dalam mengeringkan spesimen.

Kertas hisap maupun kertas tisu secara alamiah dapat dengan mudah menyerap kelebihan air atau pewarna, sehingga tidak perlu melakukan gerakan berlebihan dalam mengeringkan object glass. Untuk proses pengamatan di mikroskop, object glass tidak perlu benar-benar kering, cukup pastikan bahwa tidak ada sisa air atau sisa pewarna yang dapat mengganggu lapang pandang, terutama jika nantinya perlu penambahan minyak imersi.

Semoga bermanfaat.

As before, please let me know if you need this page translated.